Balige Raja |
BATAKTIVE||HITSBATAK - Pantombohobol mempunyai tiga orang anak, yaitu : Tuan Didolok, Raja Pargodung dan Balige Raja. Waktu lahirnya Balige Raja Pargodung dan Balige Raja. Balige Raja mempunyai saudari kembar yaitu si Boru Tinandangan. Mereka selalu bersama-sama mulai dari kecil sampai remaja.
Suatu hari mereka memutuskan untuk membangun rumah tangga. Akan tetapi, para keluarga tidak mengizinkan dan memisahkan mereka berdua dan tidak boleh untuk bertemu lagi. Mengetahui hal itu Balige Raja pergi merantau ke negeri seberang untuk melupakan si Boru Tinandangan.
Suatu hari, Balige Raja telah sampai di sebuah hutan bernama hutan Sisoding. Balige Raja bertemu dengan seorang perempuan yang telah lama tinggal di hutan tersebut bernama si Boru Daek Parujar. Setalah mendengarkan kisah kesedihan Balige Raja dan memohon agar dia diangkat menjadi anaknya, si Boru Daek Parujar pun menyepakati nya.
Lalu si Boru Daek Parujar menjelaskan bahwa setiap sekali sebulan adik-adiknya akan datang kesini untuk mandi di pancuran Golang-golang. Setiap mereka datang Balige Raja harusbersembunyi di dalam Hombung dan tidak boleh keluar sebelum mereka pergi agar mereka tidak melihat Balige Raja.
Saat Hombung dibuka Balige Raja bercucuan air keringat dan terdiam karena merasa kesal tidak dapat melihat adik-adiknya si Boru Daek Parujar. Suatu hari terlintas dipikiran Balige Raja untuk membuat lubang kecil di Hombung agar dia dapat melihat adik-adiknya si Boru Daek Parujar itu. Setelah sebulan lamanya datanglah saudari-saudari si Boru Daek Parujar itu dan segera Balige Raja masuk kedalam Hombung.
Saat si Boru Daek Parujar mandi dengan saudari-saudarinya Balige Raja lantas mengintip mereka dari lobang yang sudah dibuatnya. Balige Raja sangat takjub melihat kecantikan mereka dan dia juga sangat terpesona melihat kecantikan si bungsu.
Setelah mereka pergi seperti biasa, si Boru Daek Parujar membuka Hombung. Tanpa disadari oleh Balige Raja, bahwa si Boru Daek Parujar mengetahui perbuatan Balige Raja dan menyuruhnya untuk membuat perkemahan didekat Air pancur Golang-golang agar dapat melihat secara jelas para saudari-saudarinya itu. Lantas Balige Raja pun pergi untuk membuat perkemahan di dekat air pancur Golang-golang.
Sebulan lamanya menunggu saudari-saudarinya si Boru Daek Parujar pun datang lalu pergi untuk mandi di pancur Golang-golang. Melihat itu Balige Raja pun melihat mereka sedang mandi dan sangat terpesona melihat kecantikan si bungsu. Lalu setalah mereka pergi, Balige Raja pergi menjumpai si Boru Daek Parujar dan berkata ingin menikahi saudari bungsu si Boru Daek Parujar sekaligus menjadi menantu dari si Boru Daek Parujar.
Mendengarkan keinginan anak angkatnya itu, si Boru Daek Parujar pun memberitahukan caranya agar dia dapat mendekati adiknya yang paling bungsu yaitu dengan cara mengambil selendang atau humahijang saat mereka mandi. Larilah dan jangan melihat ke belakang. Bulan berikutnya pun datang.
Saat mereka mandi, seperti yang dikatakan oleh ibunya, Balige Raja memulai aksinya dengan mengambil selendang atau Humahijang milik si bungsu dan berlari sekencang mungkin. Namun, si bungsu melihat bahwa selendangnya telah diambil dan mengejar Balige Raja tanpa menggunakan baju sama sekali. Disini si bungsu itu bernama si Bontar Humillo.
Mendengar ada suara yang meneriaki nya, Balige Raja pun menoleh kebelakang dan seketika dia berubah menjadi tunggul dan selendang itu terjepit pada ketiak Balige Raja. Melihat itu si Bontar Humillo pun terkejut dan menangis sekencang-kencangnya.
Mendengar adiknya menangis keenam saudarinya pun mendekati si Bontar Humillo dan bertanya apa yang terjadi padanya. Si Bontar Humillo pun menjelaskan bahwa selendangnya dicuri oleh seorang pria. Sewaktu dikejar pria tersebut berubah menjadi tunggul.
Mendengar itu saudarinya pun pergi menjumpai si Boru Daek Parujar dan menjelaskan situasi yang terjadi pada si Bontar Humillo. Hari mulai malam, keenam saudari si Boru Daek Parujar pun pergi dan menitipkan adiknya untuk tinggal dirumah si Boru Daek Parujar untuk sementara waktu da akan menjelaskan kepada ayahnya terkait situasi yang terjadi pada si Bontar Humillo.
Saat keenam saudarinya itu pergi, si Boru Daek Parujar pun menjelaskan yang sebenarnya. Bahwa dia memiliki anak angkat yang bernama Balige Raja. Suatu hari dia melihatmu dan terpesona akan kecantikanmu dan dia bertekad untuk menjadikanmu istri. Mendengar itu si Bontar Humillo pun terdiam kekebingungan.
Lalu si Boru daek Parujar menjelaskan bahwa dia bisa mengembalikan Balige Raja ke wujud manusia tetapi dengan satu syarat yaitu agar si Bontar Humillo mau menjadi istri dari Balige Raja. Setelah itu berangkatlah mereka ketempat Balige Raja menjadi tunggul. Sesampainya disana, si Boru Daek Parujar mengambil lidi tunggal dan mencambuk kanya kepada Balige Raja yang menjadi tunggul sebanyak tujuh kali.
Lalu berubahlah Balige Raja ke wujud manusia. Melihat kondisi itu Balige Raja meminta maaf dan mengatakan bahwa dia sangat mencintai si Bontar Humillo dan ingin menjadikannya sebagai istri. Si Bontar Humillo menyetujui hal tersebut. Lalu mereka pulang dan malam harinya si Boru Daek Parujar memberkati mereka menjadi pasangan suami istri yang sah.
Malam harinya si Bontar Humillo membuat janji kepada Balige Raja agar tidak pernah menyebutkan bahwa dirinya perempuan kayangan. Setelah setahun lamanya mereka dikaruniai anak laki-laki yang tampan. Saat si Bontar Humillo pergi ke ladang, anaknya itu terus menangis yang membuat Balige Raja marah dan mengatakan bahwa anaknya uni keturunan perempuan khayangan.
Tidak lama kemudian, anak itu terdiam dan tertidur pulas. Lalu didalam hati si Bontar Humillo bahwa Balige Raja telah melanggar janji mereka. Si Bontar Humillo pun pergi pulang dan memasak untuk Balige Raja dan makan bersama.
Mereka pun tidur dibawah pohon sembari bercakap-cakap mengenai anaknya itu. Balige Raja tertidur pulas dipangkuan si Bontar Humillo. Secara diam-diam si Bontar Humillo mengambil kembali selendangnya dari Balige Raja dan mengandung anaknya lalu terbang keatas rumah dan membangunkan Balige Raja seraya berkata.
"Kau telah melanggar janji kita. Oleh sebab itu, kita akan berpisah aku akan kembali ke dunia asal ku membawa anakku". Setelah perginya si Bontar Humillo, Balige Raja menangis dan menyesali perbuatannya. Lalu dia pergi menjumpai si Boru Daek Parujar dan menjelaskan keadaannya kepada si Boru Daek Parujar.
Si Boru Daek Parujar mengatakan "kau yang telah melanggar janji patutnya kau mendapatkan ganjaran". Melihat anaknya terus menangis dia menyuruh anaknya mencari benda seukuran lengan dan panjangnya sejengkal ke bagian timur yang dimana benda itu dapat membantumu nanti. Pergilah Balige Raja kearah timur.
Lima tahun lamanya Balige Raja menyadari bahwa benda yang dicaringa itu adalah lidahnya karena perkataan yang dia membuat si Bontar Humillo perfi meninggalkannya. Pulanglah Balige Raja ke tempat si Boru Daek Parujar dan mengatakan bahwa benda itu adalah lidahnya sendiri dan telah menyesali perbuatannya.
Lalu si Boru Daek Parujar menyuruh Balige Raja pergi untuk menjumpai ular naga berkepala tujuh dia akan mengantarmu ke dunia atas. Pergilah Balige Raja menjumpai ular naga tersebut ke daerah purba arah timur. Sesampainya disana Balige Raja tidak ketakutan melihat ular naga tersebut.
Lalu Balige Raja menjelaskan kondisinya sekarang yang sudah berpisah dari anak istrinya. Mendengarkan itu tergerak lah hati ular naga untuk membantu dengan syarat dia harus mengumpulkan tujuh ekor belalang. Ular naga itu akan emmbabtubya sampai kepda akar jambu barus dari situ Balige Raja teruslah memanjat sampai di ujung.
Berangkatlah mereka menuju akar dari jambu barus tersebut dan ular naga itupun meninggal karena sebelum berangkat ular naga itu berpesan bahwa setalah Balige Raja sampai pada akar jambu barus dia akan meninggal. Balige Raja pun terus memanjat dan sampai pada sebuah daratan yang luas.
Balige Raja terus berjalan hingga sampai ke sebuah gubuk dan bertemu seorang anak berusia dua belas tahun. Balige Raja pun bertanya nama anak itu. Anak itu pun menjawab bahwa dia bernama Gontam Laemudo anak dari Balige Raja dan si Bontar Humillo. Balige Raja lantas memeluk dan mengatakan bahwa dia adalah anaknya yang telah lama berpisah.
Gontam Laemudo menjeaslakan bahwa akan diadakan sayembara untuk menentukan suami si Bontar Humillo pada tujuh hari tujuh malam di bulan depan dengan syarat dapat mengalahkan Gontam Laemudo. Mendengar itu, Balige Raja pun mengajari anaknya beladiri dengan syarat agar dia tidak diberitahukan kepada si Bontar Humillo. Selama sebulan mereka terus berlatih sampai di hari pertunjukan.
Gontam Laemudo dengan mudah mengalahkan semua lawannya dengan cepat sampa hari ketujuh belum ada yang dapat mengalahkannya. Saat di akhir sayembara Balige Raja masuk lantas menantang untuk berduel kepada Gontam Laemudo.
Pertarungan yang sengit dan lama membuat orang kagum dan keterangan yang pada akhirnya Gontam Laemudo dikalahkan. Gontam Laemudo menjelaskan bahwa Balige Raja adalah ayahnya dari dunia bawah. Si Bontar Humillo pun berlari ke arah Balige Raja dan memeluknya karena sudah lama tidak berjumpa.
Mereka pun bersatu kembali dan bahagia. Suatu hari Balige Raja mengatakan keinginannya agar mereka kembali kedunia bawah untuk meneruskan kehidupan. Tetapi, si Bontar Humillo menolak karena kehidupannya ada didunia atas dan akan tetap disini selamanya tetapi, dia boleh pergi membawa anaknya sebagai penerus di dunia bawah.
Pergilah Balige Raja kedunia bawah dengan selendang pemberian si Bontar Humillo. Saat ditengah perjalanan hujan lebat dan kilat yang membuat orang dunia atas keheranan dan takut. Lalu Balige Raja berkata ""Janganlah kalian mengeluh lagi.
Aku ini telah datang kedunia tengah mengantarkan anakku Balige Sende untuk melanjutkan silsilahku. karena aku akan menetap di dunia atas. Inilah pengintaian. Kalau kalian bersatu hati meminta hujan, akan kuberikan, karena hujan itulah pauseang yang kuterima dari mertuaku.
Tandanya kalian telah bersatu hati, didirikanlah satu joro tempat memanggil aku. Percayalah, permintaan kalian itu akan kukabulkan. Jadi anakku Balige Sende inilah teman kalian bersatu hati. Di dunia atas, anak ini bernama Si Gontam Laemudo.
Demikianlah dulu percakapan kita, aku akan berangkat ke dunia atas katanya. Demikianlah hingga sekarang ini, Balige Raja tetap tinggal di dunia atas, dan sampai saat ini orang banyak mengingatnya sebagai pengatur hujan.
0 Komentar